Firman Allah SWT yang bermaksud: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpegang
teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai.” (Surah Ali Imran, ayat 102-103)
Sabda Rasulullah SAW bermaksud: “Janganlah kamu berselisih! Sesungguhnya
kaum sebelum kamun telah berselisih lalu mereka binasa.” (Hadis
riwayat Bukhari no. 2410).
Sesungguhnya umat Islam yang
beriman itu bersaudara, kerana persaudaraan merupakan anugerah yang agung
dan mahal dari Allah SWT. Dan ini merupakan nikmat dari Allah SWT kepada para
hamba-Nya yang mukmin.
Perkara ini ditegaskan oleh
firman-Nya yang bermaksud: “Dan
ingatlah nikmat Allah kepada kalian ketika kamu dahulu (pada masa Jahiliyah)
saling bermusuhan, maka Allah mempersatukan hati kamu,sehingga dengan kurniaan-
Nya kamu menjadi bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.” (Surah
Ali Imran, ayat 103)
Bahkan Rasulullah SAW menegaskan
bahawa rasa ukhuwah dan mahabbah pada diri seorang mukmin haruslah benar-benar
ditanamkan kerana itu adalah salah satu ciri dari kesempurnaan iman seorang
muslim sejati.
Fahami hadis berikut ini yang
bermaksud: “Belum dianggap sempurna
iman seseorang di antara kamu, sehingga dia menyintai saudara sesama muslim
seperti ia mencintai dirinya sendiri.”(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Orang muslim itu diharamkan darah,
harta dan kehormatannya. Nabi SAW pernah bersabda pada waktu haji Wada yang
disaksikan oleh sebagian besar sahabatnya. Di antara pesan baginda
adalah: "Sesungguhnya harta,
darah dan kehormatan kamu haram atas kamu seperti kemuliaan harimu ini dalam
bulanmu ini di negerimu ini." (Hadis riwayat Bukhari dan
Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahawa
darah, harta dan kehormatan seorang muslim tidak boleh diganggu. Banyak sekali
nas yang menunjukkan tentang larangan ini dan tidak terbatas pada waktu dan
tempat. Allah SWT telah menjadikan orang-orang mukmin itu bersaudara agar
mereka saling kasih mengasihi dan sayang-menyayangi.
Sabda Rasulullah SAW dari Abu Musa
yang bermaksud: “Kehidupan orang-orang
mukmin, satu dengan yang lainnya seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan
yang satu dengan yang lainnya.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas menggambarkan hakikat
antara hubungan sesama kaum muslimin yang begitu eratnya. Hubungan antara
seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling
melengkapi. Bangunan tidak akan berdiri kalau salah satu komponennya tidak ada
ataupun rosak. Hal itu menggambarkan betapa kukuhnya hubungan antara sesama
umat Islam.
Dalam hadis lain disebutkan yang
bermaksud: “Persaudaraan orang-orang
mukmin dalam menjalin cinta kasih sayang di antara mereka seperti satu badan.
Sewaktu ada anggota tubuh yang sakit, maka meratalah rasa sakit tersebut ke
seluruh anggota tubuh, hingga tidak boleh tidur dan terasa panas.” (Hadis
riwayat Bukhari dan Muslim)
Itulah salah satu kelebihan yang
seharusnya dimiliki oleh kaum mukmin dalam berhubungan antara sesama kaum
mukminin. Sifat ego atau mementingkan diri sendiri sangat ditentang dalam
Islam.
Sebaliknya Islam memerintahkan
umatnya untuk bersatu dan saling membantu kerana persaudaraan seiman lebih erat
daripada persaudaraan sedarah. Itulah yang menjadi pangkal kekuatan kaum
muslimin, setiap muslim merasakan penderitaan saudaranya dan menghulurkan
tangannya untuk membantu sebelum diminta yang bukan didasarkan atas “take and
give” tetapi berdasarkan Illahi.
Salah satu landasan utama yang
mampu menjadikan umat bersatu atau bersaudara ialah persamaan akidah. Ini telah
dibuktikan oleh bangsa Arab yang mana sebelum Islam datang mereka sering
berperang dan bercerai-berai tetapi setelah mereka menganut agama Islam dan
memiliki pandangan yang sama baik lahir maupun batin, merka dapat bersatu.
Rasulullah SAW bersabda yang
bermaksud: “Mencaci-maki orang Islam
bererti menyalahi agama (fasik), sedangkan memerangi orang Islam bererti
kafir.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Disebutkan dalam hadis lain yang
bermaksud: “Orang yang paling aku
cintai di antara kalian adalah orang yang paling baik budi pekertinya, yang
lembut perangainya lagi murah hati iaitu mereka yang ramah lagi simpati.”(Hadis riwayat Tabrani)
Dari kedua hadis di atas, apa
yang difahami ialah larangan bagi seorang mukmin caci-mencaci
apalagi sampai saling bunuh-membunuh sesama saudaranya. Sikap saling mencaci
sesama muslim membawa kepada fasik dan apabila sampai membunuh
saudara sesama muslim bererti kafirlah dia.
No comments:
Post a Comment