Saturday 7 July 2018

ERTI PERSAUDARAAN DALAM ISLAM

Islam memerintahkan umatnya bersatu padu. Perintah bersatu ditujukan kepada setiap muslim di seluruh dunia, tidak hanya antara umat muslim di satu tempat atau negara saja. Perpecahan di antara umat Islam adalah sumber malapetaka dan bencana.

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (Surah Ali Imran, ayat 102-103)

Sabda Rasulullah SAW bermaksud: “Janganlah kamu berselisih! Sesungguhnya kaum sebelum kamun telah berselisih lalu mereka binasa.” (Hadis riwayat Bukhari no. 2410).

Sesungguhnya umat Islam yang beriman itu bersaudara, kerana persaudaraan  merupakan anugerah yang agung dan mahal dari Allah SWT. Dan ini merupakan nikmat dari Allah SWT kepada para hamba-Nya yang mukmin.

Perkara ini ditegaskan oleh firman-Nya yang bermaksud: “Dan ingatlah nikmat Allah kepada kalian ketika kamu dahulu (pada masa Jahiliyah) saling bermusuhan, maka Allah mempersatukan hati kamu,sehingga dengan kurniaan- Nya kamu menjadi bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.” (Surah Ali Imran, ayat  103)

Bahkan Rasulullah SAW menegaskan bahawa rasa ukhuwah dan mahabbah pada diri seorang mukmin haruslah benar-benar ditanamkan kerana itu adalah salah satu ciri dari kesempurnaan iman seorang muslim sejati. 

Fahami hadis berikut ini yang bermaksud: “Belum dianggap sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga dia menyintai saudara sesama muslim seperti ia mencintai dirinya sendiri.”(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Orang muslim itu diharamkan darah, harta dan kehormatannya. Nabi SAW pernah bersabda pada waktu haji Wada yang disaksikan oleh sebagian besar sahabatnya. Di antara pesan baginda adalah: "Sesungguhnya harta, darah dan kehormatan kamu haram atas kamu seperti kemuliaan harimu ini dalam bulanmu ini di negerimu ini." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahawa darah, harta dan kehormatan seorang muslim tidak boleh diganggu. Banyak sekali nas yang menunjukkan tentang larangan ini dan tidak terbatas pada waktu dan tempat. Allah SWT telah menjadikan orang-orang mukmin itu bersaudara agar mereka saling kasih mengasihi dan sayang-menyayangi.

Sabda Rasulullah SAW dari Abu Musa yang bermaksud: “Kehidupan orang-orang mukmin, satu dengan yang lainnya seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan yang satu dengan yang lainnya.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas menggambarkan hakikat antara hubungan sesama kaum muslimin yang begitu eratnya. Hubungan antara seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling melengkapi. Bangunan tidak akan berdiri kalau salah satu komponennya tidak ada ataupun rosak. Hal itu menggambarkan betapa kukuhnya hubungan antara sesama umat Islam.

Dalam hadis lain disebutkan yang bermaksud: “Persaudaraan orang-orang mukmin dalam menjalin cinta kasih sayang di antara mereka seperti satu badan. Sewaktu ada anggota tubuh yang sakit, maka meratalah rasa sakit tersebut ke seluruh anggota tubuh, hingga tidak boleh tidur dan terasa panas.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Itulah salah satu kelebihan yang seharusnya dimiliki oleh kaum mukmin dalam berhubungan antara sesama kaum mukminin. Sifat ego atau mementingkan diri sendiri sangat ditentang dalam Islam.

Sebaliknya Islam memerintahkan umatnya untuk bersatu dan saling membantu kerana persaudaraan seiman lebih erat daripada persaudaraan sedarah. Itulah yang menjadi pangkal kekuatan kaum muslimin, setiap muslim merasakan penderitaan saudaranya dan menghulurkan tangannya untuk membantu sebelum diminta yang bukan didasarkan atas “take and give” tetapi berdasarkan Illahi.

Salah satu landasan utama yang mampu menjadikan umat bersatu atau bersaudara ialah persamaan akidah. Ini telah dibuktikan oleh bangsa Arab yang mana sebelum Islam datang mereka sering berperang dan bercerai-berai tetapi setelah mereka menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama baik lahir maupun batin, merka dapat bersatu.

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Mencaci-maki orang Islam bererti menyalahi agama (fasik), sedangkan memerangi orang Islam bererti kafir.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Disebutkan dalam hadis lain yang bermaksud: “Orang yang paling aku cintai di antara kalian adalah orang yang paling baik budi pekertinya, yang lembut perangainya lagi murah hati iaitu mereka yang ramah lagi simpati.”(Hadis riwayat Tabrani)

Dari kedua hadis di atas, apa yang difahami ialah larangan bagi seorang  mukmin caci-mencaci apalagi sampai saling bunuh-membunuh sesama saudaranya. Sikap saling mencaci sesama muslim membawa kepada fasik dan apabila sampai membunuh saudara sesama muslim bererti kafirlah dia.

No comments:

Post a Comment